Kamis, 30 Agustus 2007

Kamis, 23 Agustus 2007

Naval Flanker - Sukhoi Su-33(Su-27N)


Ini nih varian Flanker yang bikin aku gregetan, Naval Flanker. Sesuai namanya, jet tempur AL Rusia ini beroperasi dari kapal induk. Sayapnya dapat dilipat untuk menghemat tempat di kapal dengan luas permukaan sedikit lebih luas dari Flanker standard. Lihat, ada 12 gantungan senjata di sayapnya (sayang yang 2 ga keliatan). Ia punya sayap kecil (canard) di dekat air intake serta air brake di punggung yang cukup besar. Pipa bentuk L tepat di depan kokpit itu namanya probe; digunakan saat air-refueling. Kaki depannya dibuat lebih kokoh untuk menahan tubuh pesawat saat landing.TNI AU punya Flanker lho, tepatnya Su-27/30. Versi 30 untuk latih tempur berkonfigurasi double seat. Walaupun jumlahnya saat ini cuma 4 buah dan ga ada senjata pendukungnya, kehadiran Flanker di udara cukup bikin ketar-ketir tetangga kita, Aussie, sampai-sampai ikut program pembelian sejumlah penempur JSF F-35. Sekedar tambahan, TNI-AU (dulu namanya AURI) pernah menjadi kekuatan udara terbesar di belahan bumi selatan pada saat pembebasan Iria Barat dengan dukungan penuh kekuatan arsenal udara dari Soviet.

Rahasia Wudlu

Mukah kamu sekalian aku tunjukkan sesuatu yang mana dengan sesuatu itu Allah akan menghapus dosa-dosa kalian dan dengan sesuatu itu pula Allah akan mengangkat kalian beberapa derajat?" Para sahabat menjawab,"Iya, Wahai Rasullullah."Nabi bersabda, "Yaitu menyempurnakan wudlu atas hal-hal yang tidak disukai, memperbanyak langkah ke masjid dan menantikan sholat sehabis sholat. Mak itulah yang dinamakan ar-Ribath (mengikatkan diri dalam ketaatan).
[HR Muslim]

Mengedepankan Hidup

Dan orang itu pun berkata dengan sangat pilunya:”Ya laitani qodamtu lihayati…(Seandainya dulu aku mengedepankan hidupku…)”Kita tak tahu siapa orang itu. Karena ia bukan tokoh cerita dengan riwayat hidup yang lengkap. Ia hanyalah sebuah tipe manusia yang diceritakan Al-Qur’an dalam surat Al-Fajr.Ia adalah seorang hamba yang berkata bahwa ia telah diberi kemuliaan oleh-Nya karena hidupnya yang terhormat dan berlimpah rezeki. Ia juga adalah orang yang berkata bahwa ia telah dihinakan oleh-Nya karena hidupnya yang merana. Padahal, Allah tengah mengujinya dengan kemuliaan untuk mengukur kadar syukurnya dan menguji dengan penderitaan untuk menguji kadar kesabarannya.Dan Al-Qur’an berkata bahwa sangkaan orang tersebut telah salah. Tidak semua kemuliaan adalah kemuliaan hakiki dan tidak semua penderitaan adalah kehinaan. Semua adalah ujian bagi kesalehan (syukur dan sabar) yang hasil ujiannya bisa dilihat di akhirat dalam kemuliaan dan kehinaan yang tampak dan abadi.Dan orang yang berkata itu digugat bahwa ia tidak mulia karena ia tidak memuliakan anak yatim, tidak saling menganjurkan memberi makan orang miskin, memakan hartanya dengan menghimpun yang halal dan haram, serta mencintai harta dengan kecintaan yang melimpah.Lantas orang itu menyesal kenapa dahulu ia tidak mengedepankan hidupnya, yakni hidup abadi di akhirat. Tapi hidupnya sudah dimulai. Tepat saat bumi dihantam-hantamkan, saat ketetapan Tuhan dihadirkan, malaikat berbaris dan neraka jahanam dihadapkan ke muka.Ia tiba-tiba teringat akan kelalaiannya dengan satu ingatan yang demikian terang dan jelas. Ia ingat hidupnya di dunia dan bagaimana seharusnya hidup itu diperlakukannya. Namun Al-Qu’an berseru dengan kalimat yang memukul hati siapa saja, “Tapi untuk apa lagi baginya mengingat!”Maka ucapan itu pun terlontar dalam pedih dan kepiluan tiada taranya.”Seandainya dulu…” Naudzubillah min dzalik. Sementara cahaya tampak bertaburan di sebelahnya. Tampak ruh-ruh yang saat di dunia mengedepankan hidupnya, berlaku sabar dan selalu bersyukur dalm selimut takwa, melayang seraya tersenyum. Sayup-sayup terdengar sambutan Tuhan-Nya yang agung, menyongsong kehadiran mereka di akhirat-Nya, dalam kalimat sangat indah dan mengharukan.“Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati rela lagi diridhai, maka masuklah ke dalam kelompok hmba-hamba-Ku yang taat, dan masuklah ke dalam surga-Ku.”[QS Al-Fajr: 27-30]Kami ingin kembali kepada-Mu, ya Rabb, dengan hati tenang, mendapat ridha-Mu, berbaris bersama hamba-hamba tercinta-Mu dan masuk ke dalam berkah surga-Mu. Amin.[Hidayah: Januari 2007]

3T Kunci Pertolongan Allah

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.[QS Al-Baqarah:222]
Ada satu berita yang hampir setiap hari muncul di media cetak atau elektronik. Yaitu berita tentang penderitaan, bencana dan kesulitan hidup akibat krisis ekonomi. Ribuan bahkan jutaan orang jatuh miskin. Kenyataan tersebut sebenarnya terjadi di sekitar kita. Bahkan boleh jadi menimpa kita.Menjalani ikhtiar untuk memperbaiki hidup adalah suatu kewajiban. Namun ada satu hal yang tak boleh kita lupakan, yaitu "kembali kepada Allah". Semua yang ada dan semua yang terjadi, multak ada dalam genggaman Allah. Karena itu, di tengah kondisi yang kurang mengenakkan, sudah selayaknya kita kembali kepada-Nya. Menguatkan kembali kedekatan dan menggantungkan harapan hanya kepada-Nya. Selain Allha hanya sekedar jalan atau perantara saja.
Ada tiga kunci pembuka datangnya pertolongan Allah. Yaitu rumus 3T.
T1=TOBATPertolongan Allah akan tercurah kepada orang-orang yang mau merendahkan diri dan mengakui segala kesalahannya di hadapan Allah. Tobat bisa diumpamakan membersihkan mangkuk berlumur noda, sebelum mangkuk itu diisi makanan. Tak berarti makanan selezat apa pun, bila mangkuk yang menampungnya penuh noda. Demikian pula jiwa manusia. Tidak berarti amal kebaikan, bila jiwa kita kotor karena dosa. Dan pembersih dosa adalah tobat.Tobat adalah jalan meraih kebahagiaan dan cinta Allah. Difirmankan, Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung [QS An Nur:31]. Juga dalam [QS Al-Baqarah:222] Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri. Maka pantas kalau Rasulullah bertobat tak kurang dari 70 kali sehari.Ada 4 syarat tobat, yaitu:1. menyesal dengan sebenarnya, seperti penyesalan seorang ibu yang membunuh anaknya.2. eksplisit memohon ampun kepada Allah3. tidak mengulanginya lagi4. mengiringinya dengan amal shalih
T2=TAATSiapapun yang ingin ditolong oleh Allah, setelah taubatan nasuha, maka ia harus bersunguh-sungguh taat kepada Allah. Tingkatkan ibadah. Jangan sia-siakan salat berjamaah di masjid, sempurnakan dengan tahajud, dhuha dan rawatib. Perbanyak sedekah, santuni orang miskin. Biasakn shaum sunnat, khususnya Senin Kamis atau Daud. Pokoknya , laksanakan semua ibadah yang dicintai Allah Azza wa Jalla. Semakin dekat kita dengan Allah, insya Allah akan semakin dekat pula datangnya pertolongan dan kebahagiaan hidup.
T3=TAWAKALSaudaraku, baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah. Maka apa pun yang kita lakukan, serahkan semuanya kepada Allah. Jangan terlalu yakin dengan kehebatan dan kepintaran diri. namun yakinlah seratus persen akan kehebatan dan kemahaluasan ilmu-Nya Allah.Dalam [QS Ath Thalaaq:2-3], Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
[MQ Tabloid:no8vol7Ags2006]

Kisah Manis Pengorbanan

Semulia-mulia pengorbanan adalah di jalan Allah. Sepahit apapun pengorbanan tersebut, pasti akan terasa manis di ujungnya.
Ada tiga orang bersaudara dari negeri Syam. Ketiganya adalah penunggang kuda yang gagah berani. Dalam sebuah pertempuran, ketiganya tertangkap dan dijadikan tawanan pasukan Romawi. Selama dalam penahanan mereka diperlakukan dengan sangay baik, bahkan segala kebutuhannya dipenuhi. Ternyata, semua itu hanya bujukan belaka agar mereka mau berpindah agama.Suatu ketika, mereka dihadapkan pada Raja Romawi.”Aku akan mengangkat kamu semua menjadi pejabat istana dan akan kunikahkan dengan puteriku, asal kalian mau berpindah agama,’ kata Raja Roma.Ketiganya menolak tawaran itu dan hanya berkata,”Ya, Muhammadah!”Kesabaran sang raja akhirnya habis. Gagal membujuk dengan cara halus, ia mulai melakukan ancaman dan kekerasan. Di hadapan ketiga pemuda itu disiapkan sebuah kualai besar berisi minyak dan di bawahnya dinyalakan api.Tetapi pemuda-pemuda itu tetap bersikukuh pada pendiriannya.Sang raja makin geram. Satu persatu mulai dimasukkan ke dalam kuali. Diawali yang sulung, ia menggelepar kesakitan dengan disaksikan oleh kedua adiknya. Lalu dicampakkan pemuda yang tengah. Keduanya syahid dengan cara yang amat mengenaskan; digoreng!Tinggalah yang bungsu. Hampir saja ia dilemparkan ke dalam kuali andai saja tidak ditahan oleh sorang pejabat istana.“Tuanku, jangan dibunuh dulu pemuda ini. Serahkanlah padaku. Aku sanggup membujuknya agar ia keluar dari Islam,” usul pejabat tersebut.“Apa yang kamu perbuat?” Tanya raja.“Saya tahu betul perangai orang Arab. Mereka akan lupa daratan bila dihadapkan pada wanita. Setahu saya tidak ada wanita yang paling cantik di negeri Roma ini secantik anakku. Serahkanlah pemuda itu kepadaku dan akan aku hadapkan kepadanya biar dialah yang akan membujuknya hingga ia mau keluar dari Islam.Raja setuju dengan gagasan itu dan memberinya waktu 40 hari. Pejabat istana itu segera membawanya pulang sang pemuda ke rumahnya. Lalu ia diserahkan kepada puterinya yang cantik jelita setelah terlebih dahulu memberitahukan rencananya.Lalu, keduanya ditempatkan di sebuah ruangan yang terkunci rapat. Siang dan malam puteri itu membujuk sang pemuda dengan berbagai cara.Tapi sejak itu pula sang pemuda terus-menerus berpuasa di siang hari dan tahajud di malam hari. Hingga batas waktu yang ditentukan terlewati.Atas kebijakan raja, waktu ‘menggoda’ pun ditambah 40 hari lagi. Keduanya diasingkan ke luar ibukota. Lagi-lagi sang puteri harus menemui kegagalan. Bahkan, secara perlahan hatinya mulai dihinggapi cahaya hidayah. Ia luluh melihat keteguhan sang pemuda dalam menjaga agama dan kesucian dirinya. Akhirnya, ia bersyahadat di hadapan pemuda itu.Mereka lalu meninggalkan tempat itu diam-diam. Berhari-hari mereka mereka berjalan meninggalkan Romawi menuju Syam. Selama perjalanan, muncullah benih-benih cinta di antara mereka, hingga keduanya sepakat untuk menikah.Pada suatu malam, ketika sedang berjalan, terdengarlah bunyi tapak kaki kuda. Tidak lama kemudian muncul dua orang kakak si pemuda yang telah syahid. Mereka dikawal para malaikat, lalu memberikan salam.“Wahai abangku, bagaimana rasanya dicampakkan ke dalam minyak yang mendidih itu?” tanya si pemuda.“Hanya sakit sebentar. Setelah itu aku ke luar, lalu terbang menuju Firdaus. Adapun kehadiran kami kali ini untuk memberikan selamat atas pernikahanmu dengan gadis itu.”
Sahabat, pengorbanan sejati adalah panggilan hati. Ia tak mungkin lahir dari paksaan atau ancaman. Dan semulia-mulia pengorbanan adalah di jalan Allah. Sepahit apapun pengorbanan tersebut, pasti akn tersa manis di ujungnya, seperti manisnya kisah tiga pemuda tadi.
[MQ Tabloid:no.9vol.4Jan2004]

Kaveling Terakhir di Surga

Alkisah, seseorang meninggalkan kepulan api neraka. Ia berusaha sekuat tenaga menggapai pintu surga. Ia merangkak sepeti kura-kura, setapak demi setapak, lantaran badannya harus terpanggang api yang panasnya sulit dilukiskan."Pergilah dari neraka dan masuklah ke dalam surga," perintah Allah padanya.Kejadian itu diceritakan oleh Rasulullah SAW kepada para sahabat. Di satu pihak orang itu sangat bergembira karena diperintah langsung oleh Allah SWT masuk surga; di lain pihak ia khawatir jangan-jangan surga telah penuh sesak. Maka ia pun menghadap Allah SWT seraya berkata,"Ya Allah, apakah masih ada tempat surga untukku?"Allah SWT mengulangi perintahnya,"Masuklah ke dalam surga." Kejadian itu berulang tiga kali. Dan pada kali ketiga Allah SWT berfirman,"Surga bagianmu luasnya 10 kali luas bumi.""Ya Allah, apakah Engkau menertawai aku, sedangkan Engkau adalah Penguasa segalanya?" tanya orang itu.Kisah Rasulullah itu dituturkan kembali oleh salah seorang sahabat, Ibnu Mas'ud, katanya, "Setelah bercerita demikian, Rasulullah SAW tertawa hingga tampak gerahamnya." Kemudian ia mengutip kata-kata Rasulullah SAW, "Itulah kedudukan paling rendah bagi penghuni surga." [Alkisah 9/26 April-9 Mei 2004]

HADIS MUTHAHHARAH

Dari Sayyidina Khalid bin Al-Walid Radiallahu’anhu telah berkata : Telah datang seorang arab desa kepada Rasullullah S.A.W yang mana dia menyatakan tujuannya : Wahai Rasullulah! Sesungguhnya kedatanganku ini adalah untuk bertanya kepada engkau mengenai apa yang akan menyempurnakan didiku di dunia dan akhirat. Maka baginda S.A.W telah berkata kepadanya. Tanyalah apa yang engkau kehendaki :
Dia berkata : ……+Baginda S.A.W menjawab : ……
Aku mau menjadi orang yang alim+Takutlah kepada Allah maka engkau akan menjadi orang yang alimAku mau menjadi orang yang paling kaya+Jadilah orang yang yakin pada diri engkau maka enkau akan jadi orang paling kayaAku mau menjadi orang yang adil+Kasihanilah manusia yang lain sebagaimana engkau kasihan pada diri sendiri maka jadilah engkau seadil-adil manusiaAku mau menjadi orang yang paling baik+Jadilah orang yang berguna kepada masyarakat maka engkau akan menjadi sebaik-baik manusiaAku mau menjadi orang yang istimewa di sisi Allah+Banyaklah zikrullah niscaya engkau akan jadi orang istimewa di sisi AllahAku mau disempurnakan imanku+Pereloklah akhlakmu niscaya imanmu akan sempurnaAku mau termasuk dalam golongan orang yang muhsinin (baik)+Beribadahlah kepada Allah seolah-olah engkau melihatNya dan jika engkau tidak merasa begitu sekurangnya engkau yakin Dia tetap melihat engkau maka cara ini engkau akan termasuk golongan muhsininAku mau termasuk dalam golongan mereka yang taat+Tunaikan segala kewajiban yang difardhukan maka engkau akan termasuk dalam golongan mereka yang taat Aku mau berjumpa Allah dalam keadaan bersih daripada dosa+Bersihkan dirimu daripada najis dan dosa niscay engkau akan menemui Allah dalam keadaan suci daripada dosaAku mau dihimpun pada hari kiamat di bawah cahaya +Jangan menzalimi seseorang maka engkau akan dihitung pada hari kiamat di bawah cahaya Aku mau dikasihi Allah pada hari kiamat+Kasihanilah dirimu dan kasihanilah orang lain niscaya Allah akan mengasihimu pada hari kiamatAku mau dihapuskan segala dosaku+Banyakkan beristighfar niscaya akan dihapuskan(kurangkan) segala dosamuAku mau menjadi semulia-mulia manusia+Jangan mengesyaki sesuatu perkara pada orang lain niscaya engkau akan jadi semulia-mulia manusia Aku mau menjadi segagah-gagah manusia+Senantiasa menyerah diri (tawakal) kepada Allah niscaya engkau akan jadi segagah-gagah manusiaAku mau dimurahkan rezeki oleh Allah+Senantiasa berada dalam keadaan bersih (dari hadas) niscaya Allah akan menurunkan rezeki kepadamuAku mau termasuk dalam golongan mereka yang dikasihi Allah dan rasulNya+Cintailah segal apa yang disukai oleh Allah dan rasulNya maka engkau akan termasuk golongan yang dicintai oleh MerekaAku mau diselamatkan dari kemurkaan Allah pada hari kiamat+Jangan marah kepada orang lain niscaya engkau akan terselamat daripada kemurkaaan Allah dan rasulNyaAku mau diterima segala permohonanku+Jauhilah makanan haram niscaya segala permohonanmu akan diterimaNyaAku mau agar Allah menutupkan segala keaibanku pada hari kiamat+Tutuplah keburukan orang lain niscaya Allak akan menutup keaibanmu pada hari kiamatSiapa yang terselamat daripada dosa?+Orang yang senantiasa mengalir air mata penyesalan, mereka yang tunduk pada kehendakNya dan mereka yang ditimpa kesakitanApakah sebesar-besar kebaikan di sisi Allah?+Elok budi pekerti, rendah diri dan sabar dengan ujianApakah sebesar-besar kejahatan di sisi Allah?+Buruk akhlak dan sedikit ketaatanApakah yang meredakan kemurkaan Allah di dunia dan akhirat?+Sedekah dalam keadaaan sembunyi (tidak diketahui) dan menghubungkan kasih sayangApakah yang memadamkan api neraka pada hari kiamat?+Sabar di dunia dengan bala dan musibah

Ganjaran Memuliakan Orang Tua

Alkisah, Nabi Sulaiman bersama seorang pembantunya dari bangsa jin melintas di atas lautan. Tiba-tiba ia menangkap suatu keanehan. Di bagian tertentu dari laut itu ombaknya lebih besar dari yang lain. Sejenak berhentilah Nabi yang menguasai bahasa binatang itu memeriksa penyebab keanehan tersebut. Didapatilah satu hal yang menakjubkan: di dasar laut yang ombaknya lebih besar itu terdapat satu rumah sederhana. Tampak di dalamnya sesosok pemuda sedang khusyuk sembayang.Kenapa pemuda itu bisa sampai ke dasar laut? Dahulu kala, pemuda itu adalah seorang anak yang saleh dan ia memiliki seorang ibu yang sudah sangat renta. Ibu itu tak berdaya lagi hingga hidup dan urusan kesehariannya tergantung sepenuhnya pada si anak. Makan, mandi, buang air dan sebagainya. Si anak sama sekali tak mengeluh merawat ibunya. Waktunya sendiri memang telah ia sediakan khusus merawat sang ibu, selain untuk beribadah, bekerja dan beristirahat. Demikianlah sampai sang ibu menjelang kematiannya. Saat Izroil siap menjalankan tugasnya, sang ibu tua itu berdoa."Ya Allah, atas nikmat-Mu aku mendapat anak saleh. Mak aku mohonkan pada-Mu memuliakannya. Tempatkanlah ia di satu tempat yang bukan di luasnya daratan atau bukan pula di udara yang membentang," ujarnya dengan haru seraya memejamkan mata untuk selama-lamanya.Doa ibu yang lahir dari kedalaman jiwa itu terkabul. Allah SWT membangun satu tempat spesial di dasar laut yang diisi kebahagiaan dan nikmat ketenangan untuk si pemuda. Di sana hari-hari si pemuda tinggal dihabiskan untuk mengingat Allah dan sujud pada-Nya sampai kiamat tiba. Satu tempat mulia yang mungkin hanya ada satu di dunia.Begitulah posisi orang yang memuliakan orangtuanya. Tak ada ganjarannya selain kemuliaan pula. Makanya, terdapat banyak sekali peringatan dari Al-Quran maupun sabda Nabi SAW agar kita memuliakan orang tua. Jikalau kebetulan orang tua kita berbeda akidah sekalipun, kewajiban memuliakannya tak jadi gugur karenanya.Nabi SAW sendiri walaupun tak sempat merasakan kasih sayang ayah, dan hanya sekejab merasakan belaian ibu, tak pernah henti mendoakan mereka berdua. Dengan tekanan keras beliau mengingatkan umatnya agar tidak sekali-kali membuat orangtua murka. Murka mereka adalah murka Allah jua, sebagaimana rida Allah juga tergantung pada rida orangtua.Kita dan orangtua kita berada dalam satu hubungan mulia yang telah digariskan Allah. Sedemikian mulia hubungan itu, hingga kata 'ah' sekalipun tak boleh masuk di dalamnya. Waallhu a'lam.[Alkisah 9/26 April-9 Mei 2004]

Lutuna....


Ini foto aku sama temenku di sungai,lagi outbond Karisma. Dari kiri aku sendiri, Achyar yang masih imut dan Bayu yang sekarang jarang ketemu. Foto ini begitu berkesan bagi aku karena waktu itu kami baru kelas satu SMA----belum tahu ‘dunia hitam’ dan ’kerasnya jalanan’. Aku yang waktu SD bisa dibilang kuper, setelah masuk smp jadi tahu contek-mencontek, jotos-menjotos, baris-berbaris sekarang malah dah tahu urusan lope-lope (ini mah ga penting, sibuk je!).

Kenalan Dulu Donk


Pertama-tama, selamat datang di blog saya. Blog ini khusus saya buat untuk mengeluarkan segala hal di otak yang tidak asyik dong kalo cuma ngendap di kepala tanpa ada manfaatnya.

Ok, kenalan dulu ya. Ini nih profilku :P








Nama : Mochamad Firman Ardiputra (Firman)
TTL : Magelang, 13 Desember 1988
Alamat : Mendak Utara 01/X Banyuwangi Bandongan Magelang 56151
Kampus : Teknik Informatika UIN Sunan Kalijaga, Jogjakarta tapi sekarang dah di STAN.
Organisasi : Paspara(PBB), Karisma(Keluarga Remaja Islam Magelang)
Hobby : ngenet, baca buku apa aja, maen sama temen, diskusi agama
Interested in : design grafis, blogging, hacking, teknologi militer(khususnya pesawat tempur)
Buku/majalah : KomputerActive, Angkasa, PCMild
Film bagus : Nagabonar2, Stealth, Catatan Akhir Sekolah
Musik : RockAlternatif-Muse, LP
Email : mf_fulcrum@yahoo.co.id
URL : friendster.com/firmanfulcrum
Blog : firmansblog.blogspot.com




Sekarang kamu udah tau kan karakter aku, langsung aja simak aja artikelku selanjutnya. Oh ya, kalo ada yang mau ngasih feedback silakan aja.