Kamis, 23 Agustus 2007

Kisah Manis Pengorbanan

Semulia-mulia pengorbanan adalah di jalan Allah. Sepahit apapun pengorbanan tersebut, pasti akan terasa manis di ujungnya.
Ada tiga orang bersaudara dari negeri Syam. Ketiganya adalah penunggang kuda yang gagah berani. Dalam sebuah pertempuran, ketiganya tertangkap dan dijadikan tawanan pasukan Romawi. Selama dalam penahanan mereka diperlakukan dengan sangay baik, bahkan segala kebutuhannya dipenuhi. Ternyata, semua itu hanya bujukan belaka agar mereka mau berpindah agama.Suatu ketika, mereka dihadapkan pada Raja Romawi.”Aku akan mengangkat kamu semua menjadi pejabat istana dan akan kunikahkan dengan puteriku, asal kalian mau berpindah agama,’ kata Raja Roma.Ketiganya menolak tawaran itu dan hanya berkata,”Ya, Muhammadah!”Kesabaran sang raja akhirnya habis. Gagal membujuk dengan cara halus, ia mulai melakukan ancaman dan kekerasan. Di hadapan ketiga pemuda itu disiapkan sebuah kualai besar berisi minyak dan di bawahnya dinyalakan api.Tetapi pemuda-pemuda itu tetap bersikukuh pada pendiriannya.Sang raja makin geram. Satu persatu mulai dimasukkan ke dalam kuali. Diawali yang sulung, ia menggelepar kesakitan dengan disaksikan oleh kedua adiknya. Lalu dicampakkan pemuda yang tengah. Keduanya syahid dengan cara yang amat mengenaskan; digoreng!Tinggalah yang bungsu. Hampir saja ia dilemparkan ke dalam kuali andai saja tidak ditahan oleh sorang pejabat istana.“Tuanku, jangan dibunuh dulu pemuda ini. Serahkanlah padaku. Aku sanggup membujuknya agar ia keluar dari Islam,” usul pejabat tersebut.“Apa yang kamu perbuat?” Tanya raja.“Saya tahu betul perangai orang Arab. Mereka akan lupa daratan bila dihadapkan pada wanita. Setahu saya tidak ada wanita yang paling cantik di negeri Roma ini secantik anakku. Serahkanlah pemuda itu kepadaku dan akan aku hadapkan kepadanya biar dialah yang akan membujuknya hingga ia mau keluar dari Islam.Raja setuju dengan gagasan itu dan memberinya waktu 40 hari. Pejabat istana itu segera membawanya pulang sang pemuda ke rumahnya. Lalu ia diserahkan kepada puterinya yang cantik jelita setelah terlebih dahulu memberitahukan rencananya.Lalu, keduanya ditempatkan di sebuah ruangan yang terkunci rapat. Siang dan malam puteri itu membujuk sang pemuda dengan berbagai cara.Tapi sejak itu pula sang pemuda terus-menerus berpuasa di siang hari dan tahajud di malam hari. Hingga batas waktu yang ditentukan terlewati.Atas kebijakan raja, waktu ‘menggoda’ pun ditambah 40 hari lagi. Keduanya diasingkan ke luar ibukota. Lagi-lagi sang puteri harus menemui kegagalan. Bahkan, secara perlahan hatinya mulai dihinggapi cahaya hidayah. Ia luluh melihat keteguhan sang pemuda dalam menjaga agama dan kesucian dirinya. Akhirnya, ia bersyahadat di hadapan pemuda itu.Mereka lalu meninggalkan tempat itu diam-diam. Berhari-hari mereka mereka berjalan meninggalkan Romawi menuju Syam. Selama perjalanan, muncullah benih-benih cinta di antara mereka, hingga keduanya sepakat untuk menikah.Pada suatu malam, ketika sedang berjalan, terdengarlah bunyi tapak kaki kuda. Tidak lama kemudian muncul dua orang kakak si pemuda yang telah syahid. Mereka dikawal para malaikat, lalu memberikan salam.“Wahai abangku, bagaimana rasanya dicampakkan ke dalam minyak yang mendidih itu?” tanya si pemuda.“Hanya sakit sebentar. Setelah itu aku ke luar, lalu terbang menuju Firdaus. Adapun kehadiran kami kali ini untuk memberikan selamat atas pernikahanmu dengan gadis itu.”
Sahabat, pengorbanan sejati adalah panggilan hati. Ia tak mungkin lahir dari paksaan atau ancaman. Dan semulia-mulia pengorbanan adalah di jalan Allah. Sepahit apapun pengorbanan tersebut, pasti akn tersa manis di ujungnya, seperti manisnya kisah tiga pemuda tadi.
[MQ Tabloid:no.9vol.4Jan2004]

Tidak ada komentar: