Selasa, 04 Desember 2007

Rasulullah Saw dan Seorang Pengemis Yahudi Buta

Bersedihlah engkau untuk dirimu sendiri, ketika tak ada kesedihan apapun saat membaca cerita ini untuk yang pertama kali.

Di sududt pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, “Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya”. Namun, setiap pagi Muhammada Rasulullah saw. Mendatanginya dengan membawakan makanan. Tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah saw menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rosulullah. Demikianlah Rasulullah melakukan hal ini setiap hari sampai beliau akhirnya wafat.
Setelah wafatnya Rasulullah praktis tidak ada lagi orang yang membawakan makanan kepada pengemis yahudi buta itu. Suatu hari sahabat terdekat yang sekaligus menjadi khalifah pada saat itu yaitu Abu Bakar ra. berkunjung ke rumah anaknya Aisyah ra. yang tidak lain dan tidak bukan merupakan istri Rasulullah dan beliau bertanya kepada anak yang dicintainya itu, “Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan?”.
Aisyah menjawab, “Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah kerjakan kecuali satu saja”.
“Apakah itu?”, tanya Abu Bakar. “Setiap pagi Rasulullah selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada di sana”, kata Aisyah.
Keesokan paginya Abu Bakar pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abu Bakar mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan kepadanya. Ketika Abu Bakar mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil menghardik,”Siapakah kamu?”
Seketika itu Abu Bakar menjawab,”Aku orang yang biasa.”
“Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku”, bantah si pengemis buta itu . “Apabila ia datang kepadaku tidak susah tanganku ini memegang dan tidak susah mulutku ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut setelaqh itu baru ia berikan kepadaku”, pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abu Bakar tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, ”Aku memang bukan orang yang biasa datang kepadamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammada Rasulullah saw.”
Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar penjelasan Abu Bakar, dan kemudian berkata, ”Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya tapi ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia dengan sabar mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia”.
Tak kuasa hatinya itu merasakan kemuliaan hati seorang Muhammad saw. Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abu Bakar saat itu juga dan sejak hari itu menjadi seorang muslim.

Tidak ada komentar: